Memanfaatkan empol pisang di buat makanan ringan
Dizaman sekarang makanan yang bersal dari alam seperti
ketela, gadung, bote, suwek, ngganyong, ngarut, uwi dll semakin asing dan tidak disukai lagi oleh
masyarakat apalagi anak-anak, justru makanan ringan yang mengandung pemanis
buatan yang membahayakan dan mengandung borak malah digemari oleh masyarakat
apalagi anak2. Ada yang mengatakan bahwa umur manusia sekarang makin pendek
(bahasa jawa “cekak) di karenakan hampir
semua makanan yang kita konsumsi mengandung racun yang membahayakan bagi
kesehatan kita.Berangkat dari hal itu saya mengajak 3 siswa
SMKN 2 Boyonglung memfasilitasi pelatihan
“Pemnafaatan Empol Pisang” di masyarkat Desa Nglurup Kec. Sendang yang
di ikuti oleh 20 an Ibu-Ibu rumah tangga. Kita tahu bahwa empol pisang hanya dibuang
dan tidak dimanfaatkan untuk bahan-bahan makanan. Empol pisang setelah diolah
dijadikan makanan kerupuk empol pisang.
saya mengatakan bahwa kegiatan tersebut dari kampanye
ketahanan pangan lokal berbasis komunitas Bumi kita pada dasarnya bnyak
memberikan manfaat bagi umat manusia, akan tetapi pngetahuan yang terbatas
membuat masyarakat tidak jeli dalam membaca potensi yang ada, alam telah
memberikan kita bnyak kemanfaatan yang bias dengan mudah kita olah dan dijadikan
mnjadi sesuatau hal yang sangat brharga bagi masyarakat, kemanfaatan itu salah
satunya adalah meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
Sekilas memang ketika kita ,melihat apa yang ada di sekitar
kita sangat sepele akan tetapi ternyata tidaklah begitu, seperti halnya yang
telah dilakukan oleh warga desa nglurup kec sendang bersama-sama dengan saya dan dibantu 3 siswa SMKN 2
Boyolangu pada minggu lalu yaitu mengolah empol pisang menjadi makanan ringan
yang bias di konsumsi oleh masyarakat, kita tidak pernah membayangkan bahwa
empol pisang yg selama ini tidak terpakai ternyata setelah kita uji cobakan
empol pisang tersebut menjadi hal yg sangat luar biasa manfaat dari bahan
tersebut. Selain dijadikan makanan ringan tentunya melihat bahan yang mudah di
dapat akan memberikan dampak pada meningkatnya ekonomi masarakat desa dengan
menjual hasil olahan tersebut.
Kegitan pelatihan pemanfaatan empol pisang tersebut diawali
ketika saya (misrito) dkk berbincang2 disebuah warung kopi
dengan Maulfi ( siswa SMKN2 Bolongau) mengenai keragaman pangan local yang
semakin ditinggalkan oleh masyarakat, kegiatan ini terlaksana inisiasi saya dengan 3 siswa SMKN 2 Boyolangu yang kemudian di fasilitasi oleh ito untuk di ujicobakan di msayarakat desa nglurup. Dengan
persiapan yang singkat dengan peralatan yang sderhana ujicoba tersebut
terlaksana dengn sukses dengan hasil yang begitu memuaskan.
Masyarakat desa sangat bersemangat sekali dalam melakukan
uji coba tersebut mengingat bahan yang sudah tersedia bnyak di pekarangan,
peralatan yang begitu sederhana dan modalpun begitu ekonomis, proses pengolahan
juga begitu sederhana hal tersebut menjadikan masyarakat nglurup sangat
antusias dalam mengikuti pelatian.
Alatnya sangat mudah sekali yaitu gula, pasah, pisau,
linggis, parang,gergaji,dan lain sebagainya. Yang pertama mengambil empol
pisang. Terus dikupas sampai habis akarnya dan bersih, kemudian di belah-belah
kecil terus di pasah dan di pisau, kemudian lagi terus di rendam satu malam dan
dikasih bumbu yaitu bumbunya. Bawang putih, bawang merah, garam, rasanya
gurih.kalau yang manis di kasih gula biar rasa sepetnya hilang.terus kemudian
dikeringkan sampai kering kurang lebih dua hari.kemudian terus digoreng dan
siap saji
NB:Kalau ingin berpesan langsung z hubungi saya.
BalasHapusnama:misrito
no rekening:4103198149