Ratusan siswa SMA/MA/SEDERAJAD itu berjibaku dengan
kuas dan cat minyak. Mereka menggoreskan kuas, dan 'memberi ruh' pada tembok
pagar sekolah mereka. Dan, sejak dimulai sekitar pukul 08.00 hingga adzan
dhuhur terdengar, hampir sempurna sudah pekerjaan mereka melukis tembok itu.
Keringat membasahi kulit. Namun ratusan siswa itu tak memedulikannya. Saling
bantu, setiap kelompok seakan ingin menyuguhkan yang terbaik dalam 'mewarnai'
tembok dengan aneka lukisan, yang mengusung tema 'Hutan Penyangga Kehidupan'.
Ya, itulah suasana lomba melukis di tembok pagar (mural) di SMA Se kab. tulungagung.
Sesekali, guru-guru menghampiri anak didiknya yang sibuk dengan kuas dan cat
minyak itu. ''Lomba mural ini dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup
Sedunia,'' ujar Cicik Dian Pratywi, Ketua panitia.
Biolitik kali brantas untuk penilaian kualitas air sungai.apakah sungai yang ada di tulungagung ini masih murni atau alami atau sudah gk murni.kebanyakan sungai yang ada ditulungagung sudah gk murni, contoh kebanyankan sungai tulung agung banyak yang dibangun, dipleseng, pohon ditebangi, maka dari itu ikan atau serangga air gk ada sama sekali karena gak ada slokan2 yang ada disungai.karena banyak yang sudah dibangun didaerah tulungagung. nah ini sungai yang disusuri gak ada serangganya sama sekali,ne bersama anak2 smp n 1 boyolongu dengan asiknya.
Dizaman sekarang makanan yang bersal dari alam seperti
ketela, gadung, bote, suwek, ngganyong, ngarut, uwi dll semakin asing dan tidak disukai lagi oleh
masyarakat apalagi anak-anak, justru makanan ringan yang mengandung pemanis
buatan yang membahayakan dan mengandung borak malah digemari oleh masyarakat
apalagi anak2. Ada yang mengatakan bahwa umur manusia sekarang makin pendek
(bahasa jawa “cekak) di karenakan hampir
semua makanan yang kita konsumsi mengandung racun yang membahayakan bagi
kesehatan kita.Berangkat dari hal itu saya mengajak 3 siswa
SMKN 2 Boyonglung memfasilitasi pelatihan
“Pemnafaatan Empol Pisang” di masyarkat Desa Nglurup Kec. Sendang yang
di ikuti oleh 20 an Ibu-Ibu rumah tangga. Kita tahu bahwa empol pisang hanya dibuang
dan tidak dimanfaatkan untuk bahan-bahan makanan. Empol pisang setelah diolah
dijadikan makanan kerupuk empol pisang.
saya mengatakan bahwa kegiatan tersebut dari kampanye
ketahanan pangan lokal berbasis komunitas Bumi kita pada dasarnya bnyak
memberikan manfaat bagi umat manusia, akan tetapi pngetahuan yang terbatas
membuat masyarakat tidak jeli dalam membaca potensi yang ada, alam telah
memberikan kita bnyak kemanfaatan yang bias dengan mudah kita olah dan dijadikan
mnjadi sesuatau hal yang sangat brharga bagi masyarakat, kemanfaatan itu salah
satunya adalah meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
Sekilas memang ketika kita ,melihat apa yang ada di sekitar
kita sangat sepele akan tetapi ternyata tidaklah begitu, seperti halnya yang
telah dilakukan oleh warga desa nglurup kec sendang bersama-sama dengan saya dan dibantu 3 siswa SMKN 2
Boyolangu pada minggu lalu yaitu mengolah empol pisang menjadi makanan ringan
yang bias di konsumsi oleh masyarakat, kita tidak pernah membayangkan bahwa
empol pisang yg selama ini tidak terpakai ternyata setelah kita uji cobakan
empol pisang tersebut menjadi hal yg sangat luar biasa manfaat dari bahan
tersebut. Selain dijadikan makanan ringan tentunya melihat bahan yang mudah di
dapat akan memberikan dampak pada meningkatnya ekonomi masarakat desa dengan
menjual hasil olahan tersebut.